Menurut Michael Jensen seorang ahli endokrinologi dari Rochester, Amerika Serikat, yang dikutip dari Kompas, lemak diperut bukan terbatas pada lapisan lemak yang berada di bawah kulit (lemak subkutan), tapi juga termasuk lemak viseral yang berada di bawah perut dan menyelimuti organ-organ dalam. Orang yang berperut buncit memiliki risiko lebih besar menderita penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus, kanker kolorektal, serta henti napas saat tidur atau sleep apnea.
Yang menyebabkan perut jadi buncit adalah jika kita makan terlalu banyak tapi jarang bergerak, tentu saja kelebihan kalori itu akan disimpan sebagai lemak. Tetapi juga dari faktor usia juga berpengaruh. Dengan bertambahnya usia akan membuat kita kehilangan otot, terutama jika kurang berolahraga dan lebih banyak duduk. Berkurangnya massa otot akan menurunkan kecepatan tubuh menggunakan kalori. Kemampuan sel lemak di tangan dan kaki juga akan berkurang dalam menyimpan lemak, sehingga jika ada kelebihan lemak akan turun ke perut. (Baca: Cara Mencegah Diabetes Dengan Olahraga)
Berbagai penelitian menunjukkan, lemak yang disimpan dalam perut ini tidak berfungsi sebagai cadangan tenaga seperti halnya lemak di bagian tubuh lainnya. Lemak viseral ini secara biologis sangat aktif dan menghasilkan hormon dan zat kimia tertentu sehingga menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal, gangguan metabolisme, dan lain sebagainya. Zat dan hormon yang dihasilkan lemak perut ini juga bisa memicu peradangan (inflamasi). Hal ini pada akhirnya bisa memicu berbagai macam penyakit.
Untuk menghindari timbunan lemak diperut sebaiknya perlu melakukan perubahan pola hidup. Mulailah membatasi porsi makan dan lebih banyak bergerak. Selain perlu melakukan olahraga rutin, jangan isi sebagian besar waktu dengan duduk diam, ambil jeda setiap satu jam untuk bergerak. (Baca juga: Cara Sukses Melangsingkan Badan Secara Alami)
Itulah tadi bahaya memiliki perut buncit atau timbunan lemak pada perut. Baca juga artikel lainnya di blog Sekitar Kita.